Budaya Kamboja – Salah satu negara yang masih berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara, yaitu Kamboja, memiliki budaya yang menarik untuk diketahui sebelum Anda memutuskan untuk berlibur kesana. Adapun beberapa larangan yang perlu dipahami agar Anda tidak melanggar aturan yang berlaku.
Apa saa kebudayaan Negara Kamboja? Kebudayaan Negara Kamboja adalah pakaian tradisional Sampot, Istana Kerajaan Phnom Penh, dan makanan khas Kuy Teav.
Daftar Isi Halaman
Kebudayaan di Negara Kamboja
Berikut ini kebudayaan yang bisa Anda jumpai di Negara Kamboja:
1. Pakaian Tradisional Sampot
Terdapat pakaian tradisional Kamboja yang bernama Sampot yang mendapatkan pengaruh dari budaya dan tradisi dari beberapa tahun lalu. Awal mulanya Sampot dikenakan pada saat utusan China hendak mengunjungi Kamboja, sehingga rakyat diperintah oleh raja untuk mengenakan Sampot agar menutup tubuh mereka dan menyenangkan utusan China yang datang.
Baju yang sudah ada sejak abada pertama era Funan ini memiliki corak dan warna sutera yang terpengaruh dari Tionghoa. Biasanya cara penggunaan Sampot hanya menutup setengah badan saja, serta mengenakan kemeja yang berbahan sutra atau katun.
Kemudian, pria atau wanita yang mengenakan kemeja yang warnanya lebih terang dari warna Samprot yang umumnya memiliki warna gelap.
2. Istana Kerajaan Phnom Penh
Mengingat Kamboja merupakan negara yang didirikan dengan monarki konstitusional, maka rumah tradisional di Kamboja terlihat berbentuk istana, seperti Istana Kerajaan Phnom Penh yang berlokasikan di Phnom Penh, Kamboja. Bangunan istana ini telah dibantu sejak tahun 1866 oleh arsitek Neak Okhna Tep Nimith Mak.
Terdapat beberapa bangunan-bangunan lainnya di sekitar kompleks Istana Kerajaan, seperti sisi selatan terdapat Pagoda Perak, sisi utara ada Istana Khemarin, bagian tengah ada Balairung Singgasana, dan bagian barat ada Istana Dalam.
3. Makanan Khas Kuy Teav
Selanjutnya terdapat makanan tradisional khas Kamboja yaitu Kuy Teav yang dapat Anda temukan di pedagang sekitar jalanan Kamboja. Makanan yang sering disantap sebagai sarapan ini terbuat dari tulang babi atau sapi yang ditambah dengan bihun.
Bagian atasnya akan ditabur daun bawang, tauge, bawang putih atau merah goreng, hingga rempah-rempah yang bisa disesuikan dengan selera Anda.
Budaya Perilaku di Kamboja
Apa saja budaya perilaku masyarakat di Kamboja? Budaya perilaku masyarakat di Kamboja adalah perempuan yang tidak boleh memakai rok pendek, plat nomor kendaraan yang tertulis nama kota, dan camilan warga Kamboja yang unik.
1. Perempuan Dilarang Pakai Rok Pendek
Bila Anda berlibur ke Kamboja, Anda perlu mengetahui bahwa ada larangan bagi perempuan untuk memakai rok pendek atau pakaian terbuka. Jika terlihat ada perempuan yang melanggar larangan ini, maka akan dikenakan denda.
Larangan yang dibuat oleh pemerintah ini bertujuan agar bisa melestarikan tradisi buaya dan martabat sosial masyarakat yang tinggal di Kamboja.
2. Plat Nomor Tertulis Nama Kota
Biasanya di Indonesia, kita hanya membedakan nama kota pada plat nomor motor atau mobil berdasarkan simbol huruf saja. Tetapi, jika di Kamboja, tertuliskan nama kota di setiap plat nomor secara lengkap dengan tulisan latin atau huruf Kamboja.
3. Camilan Warga Kamboja yang Unik
Anda akan menemukan camilan unik yang biasa dikonsumsi oleh warga Kamboja, seperti tarantula, kalanjengking, ulat goreng. Biasanya camilan seperti jangkrik goreng sekitar 1.000 riel dan 1 ekor tarantula dijual seharga 2.000 riel.
Larangan di Kamboja
Terdapat larangan-larangan yang harus Anda patuhi saat berada di Kamboja agar tidak terkena denda ataupun sanksi. Berikut ini beberapa larangan yang diterapkan di Kamboja, antara lain:
- Lebih baik tidak membawa pedang samurai, sebab terdapat kasus yang berkaitan dengan kekerasan yang menggunakan pedang samurai di beberapa tempat sekitar Kamboja hingga PM Hun Sen mengeluarkan larangan kepemilikan pedang samurai
- Jangan mengenakan ornamen bendera Taiwan dan Tibet, karena Kamboja berpihak ke China dan menyebut kedua negara tersebut sebagai pembangkang